Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Sensor Passive Infrared Receiver Sebagai Solusi Monitoring Listrik

Pernahkah Anda berpikir teknologi apa yang diterapkan pada lampu sensor? Sensor passive infrared receiver atau PIR adalah jawabannya. Teknologi ini merupakan sensor elektronik untuk mendeteksi sinar inframerah dari suatu objek.

Sensor PIR tersebut hanya dapat mendeteksi radiasi sinar inframerah dari luar saja, yang artinya sifatnya adalah pasif. Asalkan semua objek memancarkan energi radiasi, maka sensor PIR tersebut dapat mendeteksinya.

Teknologi sensor PIR sendiri sudah banyak diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk mempermudah aktivitas manusia. Mulai dari lampu sensor, pendingin udara, akses keamanan, kamera pengawas, pendeteksi wajah pada perbankan, dan lain-lain.

Sensor passive infrared

Sensor Passive Infrared Receiver pada Motion Sensor dan Cahaya

Sensor PIR memiliki jarak deteksi dan sudut pembacaan objek yang berbeda-beda tergantung karakteristik sensornya. Tetapi umumnya PIR memiliki jarak deteksi yang efektif hingga 5 meter.

Kemampuan tersebut banyak dimanfaatkan pada perangkat elektronik dengan motion sensor, yaitu untuk mendeteksi gerakan menggunakan sensor passive infrared receiver. Misalnya pada lampu tanam yang dapat mendeteksi adanya gerakan.

Jadi ketika ada manusia atau benda yang bergerak dalam area jangkauan sensor PIR, maka lampu tersebut akan menyala. Ketika manusia atau benda bergerak tadi menjauh dari jangkauan, maka lampu otomatis mati.

Sensor PIR sendiri terbuat dari piroelektrik yang mampu mendeteksi tingkat radiasi sinar inframerah. PIR akan memancarkan sejumlah radiasi tingkat rendah dan panas ketika mendeteksi adanya gerakan atau perubahan.

Teknologi sensor PIR banyak digunakan pada perangkat-perangkat smarthome di kota-kota besar. Karena jarang berada di rumah, terkadang lampu, pendingin ruangan, atau alat elektronik lainnya lupa dimatikan.

Penerapan sensor passive infrared receiver pada perangkat tersebut membantu penggunanya agar tidak perlu menyalakan atau mematikan secara manual karena sudah mengandalkan sensor gerak. Bahkan ada yang sudah dilengkapi dengan set timer.

Teknologi Passive Infrared Receiver memiliki beberapa bagian agar sensor dapat bekerja maksimal yaitu:

  1. Pengatur waktu jeda: mengatur durasi Pulsa High saat mendeteksi ada dan tidak adanya gerakan.
  2. Pengatur sensitivitas: mengatur tingkat sensitivitas pada Passive Infrared Receiver.
  3. Regulator 3V DC: menstabilkan tegangan.
  4. Dioda pengaman: mengamankan sensor apabila ada kesalahan pada pengkabelan VCC serta GND.
  5. DC Power: menginput tegangan antara 3 – 12V DC.
  6. Output digital: hasil dari digital sensor.
  7. Ground: saling berhubungan dengan GND.
  8. BISS0001: sebagai IC sensor pada PIR.
  9. Jumper setting: mengatur hasil pin digital.

Cara Kerja Sensor Passive Infrared Receiver

Teknologi ini bekerja dengan mengandalkan radiasi sinar inframerah yang ditangkapnya. Nantinya radiasi inframerah tersebut masuk lewat lensa Fresnel kemudian mengenai sensor piroelektrik.

Karena sinar inframerah tersebut panas, maka sensor piroelektrik mampu menghasilkan arus listrik. Dari arus listrik tersebut, sistem sensor akan membaca tegangan secara analog yang timbul dari arus listrik.

Selanjutnya bagian komparator sensor passive infrared receiver berfungsi untuk membandingkan sinyal yang diterima tadi dengan tegangan referensi berupa keluaran sinyal 1-bit. Sensor PIR sendiri hanya akan menghasilkan logika 0 dan 1.

Jadi jika sensor mengeluarkan logika 0, artinya tidak ada pergerakan yang dapat dideteksi. Namun jika sensor mengeluarkan logika 1, artinya sedang ada perubahan pancaran inframerah yang dapat terdeteksi.

Dalam hal ini, teknologi sensor passive infrared receiver hanya akan mendeteksi kalau ada pergerakan objek saja. Secara teknis ini menunjukkan adanya perubahan radiasi sinar inframerah.

Perlu Anda ketahui bahwa teknologi sensor PIR mampu mendeteksi panjang gelombang radiasi infrared sekitar 8-14 mikrometer. Sedangkan manusia memiliki suhu tubuh yang dapat menghasilkan gelombang radiasi infrared sepanjang 9-10 mikrometer.

Artinya teknologi Sensor PIR mampu mendeteksi gerakan yang dihasilkan oleh manusia. Prinsip kerja sensor PIR ini sangat efektif, tidak heran apabila banyak diaplikasikan pada berbagai perangkat dengan manusia sebagai human detector-nya.

Penggunaan Teknologi PIR Wajib Mempertimbangkan Beberapa Hal

Perbedaan karakteristik sensor pada teknologi PIR mengharuskan penggunanya untuk mempertimbangkan kegunaannya. Apakah di luar atau dalam ruangan? Ini akan mempengaruhi jarak deteksinya sekaligus yang menjadi objek di sekitarnya.

Penggunaan sensor passive infrared receiver sendiri harus mempertimbangkan lingkungan sekitarnya seperti cuaca, sumber cahaya, suara, dan sebagainya. Sebab perubahan cuaca, suhu ekstrim, cahaya, serta sumber suara berpengaruh terhadap deteksi motion sensor.

Pemasangan sensor PIR ini harus tepat, tidak terlalu tinggi karena akan sulit mendeteksi adanya gerakan, juga tidak terlalu rendah karena kurang maksimal. Tidak boleh ada objek lain yang menghambat sensor pendeteksinya.

Jika beberapa hal tersebut sudah dipertimbangkan, maka implementasi teknologi sensor PIR dapat bekerja secara maksimal. Sensor PIR sendiri lebih sensitif terhadap suhu tubuh manusia, jadi sangat membantu mobilitas manusia sehari-hari.

Sensor PIR ini memiliki sifat inframerah yang mampu menembus benda solid, sehingga tidak lagi membutuhkan lensa khusus hanya untuk mendeteksi adanya gerakan manusia.

Penggunaan sensor PIR pada berbagai perangkat elektronik biasanya memiliki umur lebih panjang. Ini dikarenakan tidak adanya komponen pada sensor passive infrared receiver yang relatif bergerak terlalu sering karena tekanan mekanik.